Packing list jelas penuh dengan
baju hangat, mengingat pertengahan Maret masih merupakan peralihan dari musim
dingin ke musim semi. Temperatur masih di sekitaran 5° - 11° C. Perlengkapan milik Jagad pun mendominasi
50% dari total barang bawaan kami. Sebut saja stroller, baby carrier,
perlengkapan makan, popok sekali pakai (dari banyak blog yang saya baca, semua
menyebutkan popok sekali pakai atau pospak sangat sulit dan mahal untuk
ditemukan di Jepang. Harus ke toko khusus perlengkapan bayi atau apotek
tertentu).
Safe and Sound with Happy Baby |
Akhirnya waktu yang ditunggu pun
datang. Kami sengaja memilih penerbangan malam agar Jagad bisa tertidur panjang
tanpa merasakan bosan selama di pesawat. Dan benar saja, he slept all over the flight.. *happy ibu* Penerbangan kami terbilang lancar,
hanya ada sedikit kendala ketika pesawat kami sedikit terlambat saat harus
transit di Kuala Lumpur yang mengakibatkan bagasi kami tidak bisa terangkut
saat itu juga bersama si empunya. Termasuklah Jagad’s holy stroller.. DEG!
Sesampai di Kansai Airport, kami
langsung mengunakan kereta Osaka Express menuju Shin Osaka agar bisa langsung
melaju ke Tokyo dengan shinkansen. Namun sebelumnya, kami telah lebih dulu
menukarkan kupon JR Pass di kantor cabang perusahaan transportasi tersebut yang
ada di area bandara
Kansai Airport and JR Office |
Menikmati perjalanan Osaka – Tokyo by
shinkansen sungguh sesuai dengan harapan. Interior modern yang bersih dan
[relatif] mewah, toilet dengan berbagai tombol super canggih khas negara
sakura, dress room terpisah (kyaaaa!!), kursi-kursi yang ergonomis, dan tidak
lupa menyebutkan faktor ketepatan waktu berangkat dan sampai. Luar biasa. Bento
yang kami beli di Stasiun Shin Osaka pun terasa berlipat-lipat enaknya. Selain
itu, kami juga dapat menikmati Fujiyama dari jendela tempat duduk kami. Cobalah
untuk meminta petugas, ketika Anda menukarkan JR Pass, untuk menempatkan tempat
duduk kereta Anda di sisi Gunung Fuji. Mereka akan dengan senang hati membantu
jika memang seat tersebut masih tersedia.
Fujiyama in Our Window |
Dua
jam yang tidak berasa itu pun mengantarkan kami pada tujuan pertama yang
mendebarkan, TOKYOOOOOOO! Kota ultrapolitan yang tetap menjunjung tinggi budayanya..
Walaupun belum mandi dan sibuk mengurusi kebutuhan anak, wajah segar dan
bahagia kami tidak bisa dikalahkan oleh temperatur udara di Stasiun Tokyo yang
saat itu menunjukkan angka 5°C saja
pakbapak-buibu.. Kami pun langsung menuju ke penginapan yang berlokasi tak jauh
dari Stasiun Kanda.
Left: Arrived in Tokyo with Shinkansen | Right: Kanda Neighborhood |
TOKYO
Walaupun telah menyusun itinerary sedemikian rupa, travelling dengan mengajak si anak bayi sungguhlah bukan sesuatu yang bisa membantu kita untuk disiplin terhadap jadwal kunjung lokasi wisata. Improvisasi adalah kunciiiiih! Ingat kaaan sebelumnya saya sudah cerita tentang bagasi kami yang tertunda? Di situ lah improvisasi ini dibutuhkan. Semua baju hangat kami ada di koper! Dengan pakaian seadanya di waktu arrival benar-benar tidak sanggup membuat saya bertahan menghadapi temperatur udara yang rata-rata masih di sekitaran satu digit itu. Baju ganti Jagad pun hanya ada dua pasang yang jelas tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhannya selama di Tokyo (Fyi, bagasi kami yang-tertunda-itu dikirimkan ke Kyoto, yang mana hanya bisa kami gunakan apapun di dalamnya hanya pada saat kami sudah tiba di empat hari kemudian. Termasuklah stroller Jagad. Untuk masalah terakhir yang disebutkan itu kami tertolong karena membawa baby carrier saat penerbangan). Jadilah tujuan hari pertama kami: SHOPPING! Belanja sandang musim dingin di sekitaran Stasiun Okachimachi.
Akihabara |
Dari Akihabara kami menuju Kinshicho area. Tujuan utama kami sebenarnya adalah area di sekitaran Sumida, di mana rencana sore dan malam ini adalah mampir ke Asakusa Jinja dan Tokyo Skytree. Namun lagi-lagi karena masalah bagasi-yang-tertunda-itu, mampir belanja pakaian untuk Jagad adalah sebuah kewajiban. Kalau di Indonesia kita bisa membeli pospak dan makanan bayi dengan mudahnya di mini market atau warung tradisional, tidak demikian di Jepang. Benda-benda tersebut hanya dapat ditemukan di toko-toko khusus perlengkapan bayi seperti Akachan Honpo, Babies r Us/ Toys r Us/ Kids r Us, atau beberapa apotek yang berlisensi. Kinshicho adalah area terdekat dan berada di jalur itinerary kami yang dapat kami hampiri karena di sana lah terdapat salah satu toko bayi terbesar di Tokyo bernama Akachan Honpo.
Tokyo Skytree |
Demikian lah hari pertama di Tokyo kami lalui. Salah satu kota impian untuk menetap nantinya. Cerita selanjutnya di Travelling to Japan with Baby for Dummies - Part 2 dan 3 akan segera diunggah dalam beberapa hari mendatang. Happy new year!
No comments:
Post a Comment